Arab Saudi merupakan Negara kaya akan minyak, menurut data
IMF (www.imf.org ), pendapatan domestic bruto (GDP)
Saudi Arabia pada tahun 2012 adalah 657 milyar USD, kalau menggunakan asumsi kurs
dollar sekitar Rp 9000 /USD, maka total GDP Negara Saudi sekitar 5913 triliun
rupiah. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dr penjualan minyak bumi.
Dikarenakan tuntutan pekerjaan, Alhamdulillah penulis
beruntung bisa mengexplore bbrp kota di Arab Saudi, tersebar dr daerah selatan
sampai utara antara lain: Al-Qasim, Riyadh, Tabuk, Haradh, Turaif, Duba, Al-jawh,
Khafji, Dammam, dan Al-Khobar. Dari pengamatan penulis di bbrp kota tersbut dpt
di simpulkan bahwa pembangunan sangat tdk merata. Utk kota2 besar spt Riyadh,
banyak di temukan gedung2 tinggi, yg mana ini menunjukkan perekonomian hanya
berkembang di kota2 tersebut. Ini sangat paradoks bila dibandingkan dgn kota2
kecil, spt Haradh dan Khafji, misalnya. Jangan kaget kalau di kota ini hanya
terdapat bbrp SPBU dan toko2 kecil saja, padahal Haradh dan Khafji ini adalah
kota2 terdekat dgn sumur2 minyak di Saudi. Alangkah ironis bukan, melihat fakta
ini saya teringat dgn keadaan di Indonesia, sama persis. Pembangunan masih
berpusat di kota2 besar, dan kota2 yg notabene empunya sumber daya di biarkan
tanpa pembangunan.
Kembali melanjutkan cerita pada bagian 1 dan 2, setelah bbrp
minggu di Saudi, penulis akhirnya mendpt teman orang Saudi yg enak di ajak berdiskusi
dan orangnya sangat open minded juga jujur. Singkat cerita penulis akhirnya
mengajak teman Saudi tersebut utk berdiskusi ttg pertanyaan2 yg belum terjawab
selama ini. Begini ceritanya (note: sudah diterjemahkan langsung ke bahasa
Indonesia dan penulis gubah dgn bahsa yg menarik).
Bro, kenapa sih gw liat di imigrasi bandara bisa antri ampe
berjam2 begitu?, teman Saudi saya menjawab, Emang begitulah pegawai2 di sini
kerjanya ogah2an, dan gak hanya di imigrasi tp hampir semua kantor pemerintahan
begitu, sambil terdiam sejanak. Lalu saya malanjutkan, Apa karena gajinya
kecil?. Gak juga, malah mereka dpt gaji lumayan, mana mau mereka kerja susah2
kalau gaji kecil, sahut dia. Oh begitu yah, sambil saya mengangguk2, Trus gw
pernah liat ada juga tuh orng lokal yg kerja jaga toko!. Oh iya tp itu sangat
jarang, jadi di Saudi itu, walaupun pendapatan pemerintah besar, tapi penduduk
yg mampu bekerja tdk ada yg di subsidi, ujar dia. Pemerintah menginginkan semua
rakyatnya bekerja utk mendptkan uang. Trus mohon maaf nih bro, gw liat
kebanyakan orng2 lokal etos kerjanya sangat rendah, saya sengaja tdk menyebut
pemalas, takut menyinggung perasaan teman saya. Maksud lo pemalas, haaa haaa
emang benar itu sambil teman saya tertawa. Lalu teman saya melanjutkan, gak
semua orng Saudi pemalas, itu hanya orang2 saudi yg pendidikannya terbatas,
banyak juga yg berhasil, punya usaha sendiri, atau yg bekerja professional,
dimana memang mereka mengenyam pendidikan yg lebih baik, umunya mereka rajin
bekerja. Nah utk kasus di pegawai2 pemerintahan itu, karena kebanyakan masuk
melalui jalur keluarganya.Wah nepotisme juga tuh dlm hati saya berujar. Tmn
saya melanjutkan, di Saudi itu, pengaruh klan (tribe) sangat besar di
masyarakat, lu bakal menemukan orang2 yg pongah karena dia merupakan klan
besar, jadinya ini berakibat mereka bekerja semau gw dan seenaknya saja, toh
mereka gak akan pernah di pecat karena ogah2an kerja. Contoh lain, ini juga
penyebab kenapa pemuda Saudi banyak yg susah menikah, selain karena butuh biaya
besar, biasanya keluarga besar si wanita, bakal nanya lu dr klan mana, kl lu dr
klan ecek2 dan gak punya duit atau pekerjaan, habis lha sudah menjomblo seumur
hidup, sambil dia tertawa lebar. Oh gitu toh sebabnya, saya menyahut.
Ok nih bro, ini pertanyaan terakhir, gw liat bbrp kota yg
katanya daerah penghasil minyak kok malah gak ada pembangunan dan msh banyak penduduknya
yg hidup biasa2 aja, ibarat kata Saudi khan Negara kaya, dr hasil minyaknya aja
kayaknya bisa tuh bikin hijau semua gurun pasir di sini, saya berujar. Itu jg
gw gak habis pikir, ujar teman saya. Tapi coba lu main2 ke Riyadh, trs lu liat
gmn istana ama lifestyle keluarga2 kerajaan (royal family), ntr lu tau sendiri
jawabannya, sambil teman saya tersenyum.
Demikian selayang pandang ttg Saudi Arabia, berdasarkan
pengalaman penulis selama tinggal di sini. Silahkan pembaca menginterpretasi
masing2, semoga ada hikmah & pembelajaran yg dpt dipetik.
Wassalam.
No comments:
Post a Comment