Tuesday, April 2, 2013

Selayang Pandang Saudi Arabia (Bagian 3)


Arab Saudi merupakan Negara kaya akan minyak, menurut data IMF (www.imf.org ), pendapatan domestic bruto (GDP) Saudi Arabia pada tahun 2012 adalah 657 milyar USD, kalau menggunakan asumsi kurs dollar sekitar Rp 9000 /USD, maka total GDP Negara Saudi sekitar 5913 triliun rupiah. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dr penjualan minyak bumi.

Dikarenakan tuntutan pekerjaan, Alhamdulillah penulis beruntung bisa mengexplore bbrp kota di Arab Saudi, tersebar dr daerah selatan sampai utara antara lain: Al-Qasim, Riyadh, Tabuk, Haradh, Turaif, Duba, Al-jawh, Khafji, Dammam, dan Al-Khobar. Dari pengamatan penulis di bbrp kota tersbut dpt di simpulkan bahwa pembangunan sangat tdk merata. Utk kota2 besar spt Riyadh, banyak di temukan gedung2 tinggi, yg mana ini menunjukkan perekonomian hanya berkembang di kota2 tersebut. Ini sangat paradoks bila dibandingkan dgn kota2 kecil, spt Haradh dan Khafji, misalnya. Jangan kaget kalau di kota ini hanya terdapat bbrp SPBU dan toko2 kecil saja, padahal Haradh dan Khafji ini adalah kota2 terdekat dgn sumur2 minyak di Saudi. Alangkah ironis bukan, melihat fakta ini saya teringat dgn keadaan di Indonesia, sama persis. Pembangunan masih berpusat di kota2 besar, dan kota2 yg notabene empunya sumber daya di biarkan tanpa pembangunan.

Kembali melanjutkan cerita pada bagian 1 dan 2, setelah bbrp minggu di Saudi, penulis akhirnya mendpt teman orang Saudi yg enak di ajak berdiskusi dan orangnya sangat open minded juga jujur. Singkat cerita penulis akhirnya mengajak teman Saudi tersebut utk berdiskusi ttg pertanyaan2 yg belum terjawab selama ini. Begini ceritanya (note: sudah diterjemahkan langsung ke bahasa Indonesia dan penulis gubah dgn bahsa yg menarik).

Bro, kenapa sih gw liat di imigrasi bandara bisa antri ampe berjam2 begitu?, teman Saudi saya menjawab, Emang begitulah pegawai2 di sini kerjanya ogah2an, dan gak hanya di imigrasi tp hampir semua kantor pemerintahan begitu, sambil terdiam sejanak. Lalu saya malanjutkan, Apa karena gajinya kecil?. Gak juga, malah mereka dpt gaji lumayan, mana mau mereka kerja susah2 kalau gaji kecil, sahut dia. Oh begitu yah, sambil saya mengangguk2, Trus gw pernah liat ada juga tuh orng lokal yg kerja jaga toko!. Oh iya tp itu sangat jarang, jadi di Saudi itu, walaupun pendapatan pemerintah besar, tapi penduduk yg mampu bekerja tdk ada yg di subsidi, ujar dia. Pemerintah menginginkan semua rakyatnya bekerja utk mendptkan uang. Trus mohon maaf nih bro, gw liat kebanyakan orng2 lokal etos kerjanya sangat rendah, saya sengaja tdk menyebut pemalas, takut menyinggung perasaan teman saya. Maksud lo pemalas, haaa haaa emang benar itu sambil teman saya tertawa. Lalu teman saya melanjutkan, gak semua orng Saudi pemalas, itu hanya orang2 saudi yg pendidikannya terbatas, banyak juga yg berhasil, punya usaha sendiri, atau yg bekerja professional, dimana memang mereka mengenyam pendidikan yg lebih baik, umunya mereka rajin bekerja. Nah utk kasus di pegawai2 pemerintahan itu, karena kebanyakan masuk melalui jalur keluarganya.Wah nepotisme juga tuh dlm hati saya berujar. Tmn saya melanjutkan, di Saudi itu, pengaruh klan (tribe) sangat besar di masyarakat, lu bakal menemukan orang2 yg pongah karena dia merupakan klan besar, jadinya ini berakibat mereka bekerja semau gw dan seenaknya saja, toh mereka gak akan pernah di pecat karena ogah2an kerja. Contoh lain, ini juga penyebab kenapa pemuda Saudi banyak yg susah menikah, selain karena butuh biaya besar, biasanya keluarga besar si wanita, bakal nanya lu dr klan mana, kl lu dr klan ecek2 dan gak punya duit atau pekerjaan, habis lha sudah menjomblo seumur hidup, sambil dia tertawa lebar. Oh gitu toh sebabnya, saya menyahut.

Ok nih bro, ini pertanyaan terakhir, gw liat bbrp kota yg katanya daerah penghasil minyak kok malah gak ada pembangunan dan msh banyak penduduknya yg hidup biasa2 aja, ibarat kata Saudi khan Negara kaya, dr hasil minyaknya aja kayaknya bisa tuh bikin hijau semua gurun pasir di sini, saya berujar. Itu jg gw gak habis pikir, ujar teman saya. Tapi coba lu main2 ke Riyadh, trs lu liat gmn istana ama lifestyle keluarga2 kerajaan (royal family), ntr lu tau sendiri jawabannya, sambil teman saya tersenyum.
Demikian selayang pandang ttg Saudi Arabia, berdasarkan pengalaman penulis selama tinggal di sini. Silahkan pembaca menginterpretasi masing2, semoga ada hikmah & pembelajaran yg dpt dipetik.

Wassalam.

No comments:

Post a Comment