Monday, April 1, 2013

Selayang Pandang Saudi Arabia

Dalam artikel ini, penulis akan berbagi pengalaman selama tinggal di Arab Saudi yg katanya negara kiblat semua umat muslim di dunia.
Arab Saudi atau Saudi Arabia atau Kerajaan Arab Saudi adalah negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Beriklim gurun dan wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir dengan gurun pasir yang terbesar adalah Rub Al Khali. Negara Arab Saudi ini berbatasan langsung (searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah. Arab Saudi terkenal sebagai Negara kelahiran Nabi Muhammad SAW serta tumbuh dan berkembangnya agama Islam, sehingga pada benderanya terdapat dua kalimat syahadat yang berarti "Tidak ada tuhan (yang pantas) untuk disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah". (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi ).

Pertama kali menginjakkan kaki di Saudi sekitar bulan Maret tahun lalu (2012), tepatnya di kota Dammam, saya merasakan pengalaman baru yg penuh keanehan, yaitu ketika turun dr pesawat hendak melalui imigrasi. Ratusan orng sudah antri dlm 2 baris untuk mencap paspor, mulai orng India, Pakistan, orang bule, Filipina, dan cina. Dalam hati saya bertanya2, ada apa gerangan ini? Loket imigrasi ada 8 loket, kenapa antri bisa sedemikian panjangnya? Singkat cerita, saya menghabiskan waktu selama 3 jam utk melalui proses imigrasi ini.
Setelah ambil bagasi, keluar dr pintu sudah ada seorang india menenteng kertas bertuliskan nama saya. Wah sepertinya beliau yg menjemput saya, akhirnya setelah 3 jam berdiri bisa langsung ke tempat tujuan. Setelah memperkenalkan diri saya pun keluar dr bandara menuju tempat tujuan ke kota Al-Khobar, sekitar 45 menit perjalanan, kota Al-Khobar ini katanya kota pusat penghasil minyak bumi di Saudi, kalau di Indonesia seperti Balikpapan atau Pekanbaru. Selama perjalanan ini, terbersit lg pertanyaan yg timbul 3 jam lalu, kenapa begitu lama antri saat proses imigrasi, hanya 2 baris padahal banyak loketnya? Akhirnya saya bertanya kpd supir yg menjemput saya. Sang supir dgn entengnya menjawab  “Welcome to Saudi” sambil tertawa. Dia lalu berkata (saya terjemahkan langsung): tuan jangan kaget, begitulah kelakuan orng Saudi tuan, orang2 saudi memang seperti itu, pemalas. Tuan bisa lihat sendiri ada yg sambil nelpon, ada yg ngobrol dgn temannya, ada yg keluyuran gak jelas. Makanya cuma buka 2 loket saja. Wow mendengar jawaban si supir, saya terkaget2. Apa benar orng Saudi seperti itu dlm hati saya? Kemudian si supir melanjutkan, tuan masih beruntung 3 jam malah kadang lebih parah bisa sampai 5 jam, terutama utk yg baru pertama kali datang di Saudi. Mendengar cerita si supir saya hanya mengangguk2 saja, sambil setengah percaya dan tidak.
Akhirnya saya sudahi pembicaraan dgn melihat pemandangan di sepanjang jalan. Hampir sama yg saya lihat dr pesawat cuma gurun pasir sejauh mata memandang. Kemudian tidak beberapa lama kita melewati pusat kota Dammam. Saya tertegun sejenak melihat kota ini, tertegun bukan karena kagum, tetapi tertegun karena bingung. Ini kota Dammam kok gak ada gedung tingginya yah? Cuma ada jajaran toko berlantai 3 di sepanjang jalan. Katanya propinsi ini (eastern province), kaya akan minyak bumi dan merupakan kota industri di Saudi, tp kok kotanya seperti ini. Hmm, mungkin pembangunannya bukan di sini, tp di Al-Khobar gumam saya.
Setelah 15 menit berlalu, si supir berkata, tuan kita sudah memasuki kota Al-Khobar, waks, saya kembali terkaget2. Ternyata kota al-khobar tidak lebih bagus dr kota Dammam. Kenapa seperti ini yah? Pertanyaan ini terus timbul di benak saya. Dan sesampainya di hotel tempat saya menginap pertanyan ini masih terngiang2 tanpa jawaban.
Saya mengenyampingkan sejenak pikiran2 & semua pertanyan itu, saatnya beristirahat setelah lebih kurang 14 jam perjalanan dr Jakarta.
Bersambung…

No comments:

Post a Comment